Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, berencana untuk menghidupkan kembali
tradisi sarapan di sekolah. Hal tersebut berdasarkan studi ahli gizi yang
menyatakan 30-40 persen anak hadir di sekolah tanpa sarapan.
”Tahun
depan akan membuat program sarapan sehat dan kaya nutrisi untuk anak-anak kita.
Tanpa asupan kalori dan nutrisi yang cukup, bagaimana mereka bisa belajar
dengan baik,” kata Anies dalam suatu kesempatan beberapa waktu lalu.
Menurut
Prof. Dr. Ir. H. Hardiansyah, MS, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, sarapan
sangat dibutuhkan oleh manusia untuk beraktivitas sejak pagi hingga petang.
”Sepertiga kebutuhan energi harus disuplai dari sarapan. Sisanya dibagi di
asupan makan siang dan malam,” kata Hardiansyah dalam Pekan Sarapan Nestle
beberapa waktu lalu.
Mengonsumsi
sarapan bergizi dapat memberi anak energi untuk beraktivitas seperti duduk dan
belajar di kelas selama lima jam atau bermain selama sekitar satu jam. ”Kalau
kita ingin anak dapat belajar dan beraktivitas secara optimal, sarapan tentunya
menjadi suatu keharusan,” tegasnya.
Jika
melewatkan sarapan, anak akan mengalami masalah dalam tubuhnya. Diantaranya,
kadar glukosa darah akan turun, kepala pusing dan bisa mengalami gangguan
emosi. Kondisi terburuknya bahkan pingsan atau hilang kesadaran. ”Kerap terjadi
saat upacara bendera. Saya pernah mengumpulkan data dari sejumlah sekolah dasar
dan mendapati cerita yang sama soal penyebab pingsan para murid,” jelasnya.
Hardiansyah
mengingatkan sarapan bukan sekedar makan pada pagi hari, tapi harus memenuhi
kebutuhan gizi makro yakni karbohidrat, protein dan lemak, serta gizi mikro yakni
vitamin dan mineral.
Kebutuhan
gizi makro dan mikro tersebut mampu mencukupi 15-30 persen kebutuhan gizi
harian anak yang dapat membantu tumbuh kembang optimal dan mewujudkan anak
sehat berprestasi.
”Jadi,
jangan hanya nasi (karbohidrat) dan lauk (protein) saja, tapi juga lemak
esensial Omega 3, Omega 6, serta berbagai vitamin dan mineral juga perlu ada
dalam menu sarapan anak,” katanya.
Orang
tua dituntut kreatif dalam menyiapkan sarapan anak agar bisa memenuhi semua
kebutuhan gizinya. Misalnya saja, nasi goreng tidak hanya dipadukan dengan
telur dadar, tapi juga bisa dicampurkan dengan wortel, tomat atau irisan timun
sebagai pelengkap gizi. ”Apa saja bisa dipada padan, asalkan anak suka,”
tegasnya.
Sarapan
memberikan dampak positif bagi anak, apa saja itu :
1.
Menjaga prestasi di sekolah
Menurut
Profesor Hardiansyah, sisa makanan yang dikonsumsi malam hari biasanya hanya
bisa membuat seseorang bertahan untuk fokus selama 35 menit pertama saja.
”Kalau glukosa cadangan sudah habis, kemampuan berkonsentrasi menurun dan
mengancam prestasi di sekolah,” jelasnya.
2.
Mengajarkan disiplin keluarga
Seorang
ibu yang membuat sarapan untuk anggota keluarganya pasti selalu bangun pagi.
Otomatis, anak juga dibiasakan untuk bersiap lebih dini ke sekolah. Hardiansyah
melihat, anak yang tidak sarapan ke sekolah kemungkinan keluarganya tidak
disiplin untuk bangun pagi dan berangkat tepat waktu ke sekolah.
3.
Menghindari jajan di sekolah
Jika
perut terasa kenyang, keinginan untuk makan atau jajan sembarangan bisa
berkurang. Kesehatan anak juga bisa terjamin karena tidak konsumsi makanan
sembarangan.
0 Response to "Manfaat Pentingnya Sarapan Pagi Sebelum Berangkat ke Sekolah"
Posting Komentar