Kemitraan Orang Tua Dalam Pendidikan Keluarga

Keluarga sebagai salah satu dari trisentra pendidikan adalah tempat pendidikan yang pertama dan utama. Interaksi di tahun-tahun awal dengan orang tua/pengasuh serta kondisi lingkungan rumah memberikan pengaruh menetap dan jangka panjang pada kematangan perkembangan dan kesuksesan pendidikan anak.

Sebagai elemen dalam ekosistem yang terdekat pada anak, orang tua/pengasuh di rumah mempunyai banyak keunggulan dan kesempatan untuk menjadi berdaya membentuk perilaku dirinya dan anaknya dalam sistem keluarga.

Sistem keluarga yang kuat dan stabil akan memberikan pengaruh positif pada kecakapan hidup anak dan keterhubungan antarelemen sistem lain. Pola pengasuhan orang tua adalah hal yang perlu dipelajari secara terus-menerus, agar sensitif dan responsif pada tahap perkembangan anak dan keluarga. Proses pendidikan akan berhasil bila keseluruhan ekosistem di sekeliling anak bergerak selaras dan tidak saling menegasikan.

Praktik-praktik pengasuhan sangat beragam dan dipengaruhi oleh budaya dan kondisi lingkungan keluarga. Layanan dan program pemerintah tidak melakukan penyeragaman, namun menyambut keberagaman budaya untuk memperkaya rujukan dan berkontribusi pada perbaikan. Pemerintah perlu melakukan lebih banyak intervensi khusus bagi masyarakat yang terpinggirkan, untuk memastikan seluruh masyarakat mendapat akses terhadap rujukan praktik-praktik baik pengasuhan. Salah satu tujuannya adalah sejak awal mencegah dan mempersempit kesenjangan kesempatan dan pencapaian antardaerah, antarstatus sosial ekonomi dan antarjenis kelamin.

Banyak praktik-praktik baik yang didukung oleh riset dan bukti lapangan terkait pendidikan bagi orang tua yang telah dilakukan oleh berbagai gerakan masyarakat dan institusi (termasuk satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan nonformal). Praktik-praktik baik ini perlu disebarluaskan agar menjadi rujukan dan pilihan. Peningkatkan kesadaran dan keberdayaan orang tua untuk memanfaatkan dan memilih berbagai layanan pendidikan yang disediakan oleh pemerintah dan masyarakat, diharapkan mempercepat peningkatan akses dan mutu.

Berbagai program pengembangan orang tua dan keluarga selama ini sudah dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan dan dapat menjadi rujukan praktik baik untuk disebarkan melalui kanal dan mekanisme yang dimiliki atau didukung oleh Kemdikbud. Dengan demikian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berfungsi sebagai hub. Kemendikbud perlu mengambil tanggung jawab dan menjadi teladan pengembangan serta penyebaran ilmu pendidikan bagi orang tua.

Data menunjukkan, bahwa jumlah keluarga Indonesia pada tahun 2013 tercatat sebanyak 66,16 juta keluarga. Anak usia 0-21 tahun berjumlah 99,46 juta dengan rincian sebagai berikut. Usia 0-1 tahun 3,93 juta anak, usia 1-5 tahun 13,75 juta anak, usia 5-6 tahun 8,89 juta anak, usia 7-15 tahun 42,10 juta anak, dan usia 16-21 tahun 30,68 juta.

Jumlah satuan pendidikan dan lembaga 427.267 baik pada jalur pendidikan formal maupun nonformal, terdiri dari KB (Kelompok Bermain)/TPA (Taman Penitipan Anak)/SPS (Satuan PAUD Sejenis) 113.134 memiliki 8,05 juta peserta didik, TK (Taman Kanak-Kanak) 74.982 memiliki 4,17 juta peserta didik, SD (Sekola Dasar) 148.272 memiliki 26,50 juta peserta didik, SMP (Sekolah Menengah Pertama) 35.488 memiliki 9,72 juta peserta didik, SMA (Sekolah Menengah Atas)/SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) 24.135 memiliki 2.90 juta peserta didik, PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) 12.409 ratarata dalam satu tahun membelajarkan 340.120 peserta didik, LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan) 18.892 rata-rata dalam satu tahun membelajarkan 565.790 peserta didik. 

Selain dari itu sekitar 11.000 peserta didik belajar di rumah karena keluarga dengan berbagai berbagai alasan memilih mendidik sendiri anak-anaknya. 

0 Response to "Kemitraan Orang Tua Dalam Pendidikan Keluarga"

Posting Komentar